Senin, 26 Juli 2010

    sejarah sastra indonesia

    Ada beberapa pendapat tentang periodisasi sastra Indonesia, saya mengambil dua diantaranya :

       1. Menurut Nugroho Notosusanto

    Sulalatus Salatin
    Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
    (Dialihkan dari Sejarah Melayu)
    Ini adalah halaman drafTerkini (belum ditinjau)
    Langsung ke: navigasi, cari

    a. Kesusastraan Melayu Lama

    b. Kesusastraan Indonesia Modern

    1). Zaman Kebangkitan : Periode 1920, 1933, 1942, 1945

    2). Zaman Perkembangan : Periode 1945, 1950 sampai sekarang


       2. Menurut Simomangkir Simanjuntak

    a. Kesusastraan masa lama/ purba : sebelum datangnya pengaruh hindu

    b. Kesusastraan Masa Hindu/ Arab : mulai adanya pengaruh hindu sampai dengan kedatangan agama Islam

    c. Kesusastraan Masa Islam

    d. Kesusastraan Masa Baru

    1). Kesusastraan Masa Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi

    2). Masa Balai Pustaka

    3). Masa Pujangga Baru

    4). Kesusastraan Masa Mutakhir : 1942 hingga sekarang.

    Sejarah Sastra Indonesia

    Kepulauan Nusantara yang terletak diantara benua Asia dan Australia dan diantara Samudra Hindia/ Indonesia dengan Samudra Pasifik/ Lautan Teduh, dihuni oleh beratus-ratus suku bangsa yang masing-masing mempunyai sejarah, kebudayaan, adat istiadat dan bahasa sendiri-sendiri.

    Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu yaitu salah satu bahasa daerah di Nusantara. Bahasa Melayu digunakan oleh masyarakat Melayu yang berada di pantai timur pulau Sumatera.

    -Kerajaan Melayu yang berpusat didaerah Jambi, pada pertengahan abad ke-7 (689-692) dikuasai oleh Sriwijaya yang beribu kota di daerah Palembang sekarang ini,-


       1. Kesusastraan Melayu Klasik

    Sastra Melayu Klasik tidak dapat digolongkan berdasarkan jangka waktu tertentu karena hasil karyanya tidak memperlihatkan waktu. Semua karya berupa milik bersama. Karena itu, penggolongan biasanya berdasarkan atas : bentuk, isi, dan pengaruh asing.

    a. Kesusastraan Rakyat (Kesusastraan Melayu Asli)

    Kesusastraan rakyat/ Kesusastraan melayu asli, hidup ditengah-tengah masyarakat. Cerita itu diturunkan dari orang tua kapada anaknya, dari nenek mamak kepada cucunya, dari pencerita kepada pendengar. Penceritaan ii dikenal sebagai sastra lisan (oral literature).

    Kesusastraan yang tumbuh tidak terlepas dari kebudayaan yang ada pada waktu itu. Pada masa Purba (sebelum kedatangan agama Hindu, Budha dan Islam) kepercayan yang dianut masyarakat adalah animisme dan dinamisme. Karena itu, cerita mereka berhubungan dengan kepercayaan kepada roh-roh halus dan kekuatan gaib yang dimilikinya. Misalnya :

    - Cerita asal-usul

    - Cerita binatang

    - Cerita Jenaka

    - Cerita Pelipur lara.


    Contoh

    Mantra Memasuki hutan rimba

    Hai, si Gempar Alam

    Gegap gempita

    Jarum besi akan romaku

    Ular tembaga akan romaku

    Ular bisa akan janggutku

    Buaya akar tongkat mulutku

    Harimau menderam di pengeriku

    Gajah mendering bunyi suaraku

    Suaraku seperti bunyi halilintar

    Bibir terkatup, gigi terkunci

    Jikalau bergerak bumi dan langit

    Bergeraklah hati engkau

    Hendak marah atau hendak

    membiasakan aku.


    b. Pengaruh Hindu dalam Kesusastraan Melayu

    Pengaruh Hindu Budha di Nusantara sudah sejak lama. Menurut J.C. Leur (Yock Fang : 1991:50) yang menyebarkan agama Hindu di Melayu adalah para Brahmana. Mereka diundang oleh raja untuk meresmikan yang menjadi ksatria. Kemudian dengan munculnya agama Budha di India maka pengaruh India terhadap bangsa Melayu semakin besar. Apalagi agama Budha tidak mengenal kasta, sehingga mudah beradaptasi dengan masyarakat Melayu.

    - Epos India dalam kesusastraan Melayu

    · Ramayana : cerita Ramayana sudah dikenal lama di Nusantara. Pada zaman pemerintahan Raja Daksa (910-919) cerita rama diperlihatkan di relief-relief Candi Loro Jonggrang. Pada tahun 925 seorang penyair telah menyalin cerita Rama ke dalam bentuk puisi Jawa yaitu Kakawin Ramayana. Lima ratus tahun kemudian cerita Rama dipahat lagi sebagai relief Candi Penataran. Dalam bahasa melayu cerita Rama dikenal dengan nama Hikayat Sri Rama yang terdiri atas 2 versi : 1) Roorda van Eysinga (1843) dan W.G. Shelabear.

    · Mahabarata : Bukan hanya sekedar epos tetapi sudah menjadi kitab suci agama Hindu. Dalam sastra melayu Mahabarata dikenal dengan nama Hikayat Pandawa. Dalam sastra jawa pengaruh Mahabarata paling tampak dari cerita wayang.


    c. Kesusastraan Zaman Peralihan Hindu-Islam, dan pengaruh Islam

    Sastra zaman peralihan adalah sastra yang lahir dari pertemuan sastra yang berunsur Hindu dengan sastra yang berunsur Islam di dalamnya. Contoh karya-karya sastra yang masuk dalam masa ini adalah ; Hikayat Puspa raja, Hikayat Parung Punting, Hikayat Lang-lang Buana, dsb.

    Sastra pengaruh Islam adalah karya sastra yang isinya tentang ajaran agama Islam yang harus dilakukan oleh penganut agama Islam. Contoh karya : Hikayat Nur Muhammad, Hikayat Bulan Berbelah, Hikayat Iskandar Zulkarnaen dsb.

    -Perkembangan agama Islam yang pesat di Nusantara sebenarnya bertalian dengan perkembangan Islam di dunia. Pada tahun 1198 M. Gujarat ditaklukkan oleh Islam. Melalui Perdagangan oleh bangsa Gujarat, Islam berkembang jauh sampai ke wilayah Nusantara. Pada permulaan abad ke-13 Islam berkembang pesat di Nusantara.-

    -Pada abad ke-16 dan ke-17 kerajaan-kerajaan di Nusantara satu persatu menjadi wilayah jajahan bangsa-bangsa Eropa yang pada mulanya datang ke Nusantara karena mau memiliki rempah-rempah.-


    d. Kesusastraan Masa Peralihan : Perkembangan dari Melayu Klasik ke Melayu Modern

    Pada masa ini perkembangan antara kesusastraan Melayu Klasik dan kesusastraan Melayu Modern peralihannya dilihat dari sudut isi dan bahasa yang digunakan oleh pengarangnya. Dua orang tokoh yang dikenal dalam masa peralihan ini adalah Raja Ali Haji dari pulau Penyengat, Kepulauan Riau, dan Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi dari Malaka.

    Contoh karya Abdullah : Hikayat Abdullah, Syair Singapura dimakan Api, ia juga menerjemahkan Injil ke dalam bahasa melayu.

    Contoh Gurindam Raja Ali Haji


    Gurindam pasal pertama

    Barang siapa tidak memegang agama

    Sekali-kali tidakkan boleh di bilangkan nama

    Barang siapa mengenal yang empat

    Ia itulah orang yang makrifat

    Barang siapa mengenal Allah

    Suruh dan tengahnya tiada ia menyalah

    Barang siapa mengenal dunia

    tahulah ia barang yang terperdaya

    Barang siapa mengenal akhirat

    Tahulah ia dunia mudarat

    Kurang fikir, kurang siasat

    Tinta dirimu kelah tersesat

    Fikir dahulu sebelum berkata

    Supaya terlelah selang sengketa

    Kalau mulut tajam dan kasar

    Boleh ditimpa bahaya besar

    Jika ilmu tiada sempurna

    Tiada berapa ia berguna.-


       2. Kesusastraan Indonesia Modern

    Lahirnya Kesusastraan Indonesia Modern

    Jika menggunakan analogi ¨Sastra ada setelah bahasa ada¨ maka kesusastraan Indonesia baru ada mulai tahun 1928. Karena nama ¨bahasa Indonesia¨ secara politis baru ada setelah bahasa Melayu di diikrarkan sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928 yang dikenal dengan Sumpah Pemuda.

    Namun menurut Ayip Rosidi dan A. Teeuw, Kesusastraan Indonesia Modern ditandai dengan rasa kebangsaan pada karya sastra. Contohnya seperti : Moh. Yamin, Sanusi Pane, Muh. Hatta yang mengumumkan sajak-sajak mereka pada majalah Yong Sumatera sebelum tahun 1928.


    a. Masa Kebangkitan (1920-1945)

    1). Periode 1920 (Angkatan Balai Pustaka)

    Contoh : Puisi M. Yamin

    Bahasa, Bangsa

    Selagi kecil usia muda

    Tidur si anak di pangkuan bunda

    Ibu bernyanyi lagu dan dendang

    memuji si anak banyaknya sedang

    berbuai sayang malam dan siang

    buaian tergantung di tanah moyang

    ....

    1922


    2). Periode 1933 (Angkatan Pujangga Baru)

    Penamaan periode ini di dasarkan pada munculnya majalah ¨Pujangga Baru¨ yang dikelola oleh S.T. Alisyahbana, Armin Pane dan Amir Hamzah.

    Contoh : Puisi Amir Hamzah

    Datanglah engkau wahai maut

    Lepaskan aku dari nestapa

    Engkau lagi tempatku berpaut

    Diwaktu ini gelap gulita

    (Buah Rindu II)


    3). Periode 1942 (Angkatan 45)

    Chairil Anwar pelopor angkatan 45, nama lain pada masa ini seperti Idrus, Mochtar Lubis dan Pramoedya A T.

    Contoh Sajak Chairil :

    Awas jangan bikin beta marah

    Beta bikin pala mati

    Beta kirim datudatu!

    Beta Pattirajaaawane, penjaga hutan pala

    Beta api dipantai. Siapa mendekat

    Tiga kali menyebut beta punya nama.


    b. Masa Perkembangan (1945 – sekarang)


    1). Periode 1945 (Angkatan 45 : 1942-1953)


    2). Periode 1950 (Angkatan 50 dimulai tahun 1953)

    Dimasa ini ada Nugroho Notosusanto pengarang Hujan Kepagian, AA Navis pengarang Robohnya Surau Kami, Trisnoyuwono pengarang laki-laki dan mesiu, penyair Toto Sudarto Bachtiar, WS Rendra (juga ada yang menggolongkan ke angkatan 70)

    3). Angkatan 66

    Pada tanggal 6-9 Mei 1966 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia bersama dengan KAMI dan KAPPI menyelenggarakan simposium berjudul : ¨Kebangkitan semangat 1966 : Menjelajah Tracee Baru Lekra dan Neolekranisme¨. Dominasi kebudayaan oleh politik, tegas-tegas ditolak. Inilah mulai dinamakannya angkatan 66. Dari kelompok ini, majalah bulanan baru, Horison, segera terbit sebagai suara sastranya.

    4), Angkatan 70

    Tahun 1970-1990 ada beberapa sastrawan yang terkenal misalnya : Sutardji Calzoum Bachri, Abdul Hadi W.M., Putu Wijaya

    Contoh Sajak Abdul Hadi WM : Tawangmangu

    kalau kehijauan yang bangkit dari bukti-bukti

    dan air terjun, dimana aku pernah lewat dan menghirup

    kesegaran pagi dan kuntum melur, sekarang aku batu

    yang kau angkat dari tepi sungai dan kaubiarkan abadi

    seperti nyawa sekarat mengeliat, mengeliat mungkin kau

    sedang menghiasku dengan retakan-retakan air hujan

    dan keharuan waktu yang beragam

    (dalam Tergantung pada Angin)

    SELESAI


    Daftar isi
    [sembunyikan]

        * 1 Periodisasi
        * 2 Pujangga Lama
              o 2.1 Karya Sastra Pujangga Lama
                    + 2.1.1 Sejarah
                    + 2.1.2 Hikayat
                    + 2.1.3 Syair
                    + 2.1.4 Kitab agama
        * 3 Sastra Melayu Lama
              o 3.1 Karya Sastra Melayu Lama
        * 4 Angkatan Balai Pustaka
        * 5 Pujangga Baru
              o 5.1 Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru
        * 6 Angkatan 1945
              o 6.1 Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1945
        * 7 Angkatan 1950 - 1960-an
              o 7.1 Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1950 - 1960-an
        * 8 Angkatan 1966 - 1970-an
              o 8.1 Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1966
        * 9 Angkatan 1980 - 1990an
              o 9.1 Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1980 - 1990an
        * 10 Angkatan Reformasi
              o 10.1 Penulis dan Karya Sastra Angkatan Reformasi
        * 11 Angkatan 2000-an
              o 11.1 Penulis dan Karya Sastra Angkatan 2000
        * 12 Cybersastra
        * 13 Pranala luar
        * 14 Referensi


    *artikel ini sebagian besar merangkum dari modul 'sejarah sastra' terbitan Univ. Terbuka
    ..........pujangga lama..........

    Pujangga lama merupakan bentuk pengklasifikasian karya sastra di Indonesia yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Pada masa ini karya satra di dominasi oleh syair, pantun, gurindam dan hikayat. Di Nusantara, budaya Melayu klasik dengan pengaruh Islam yang kuat meliputi sebagian besar negara pantai Sumatera dan Semenanjung Malaya. Di Sumatera bagian utara muncul karya-karya penting berbahasa Melayu, terutama karya-karya keagamaan. Hamzah Fansuri adalah yang pertama di antara penulis-penulis utama angkatan Pujangga Lama. Dari istana Kesultanan Aceh pada abad XVII muncul karya-karya klasik selanjutnya, yang paling terkemuka adalah karya-karya Syamsuddin Pasai dan Abdurrauf Singkil, serta Nuruddin ar-Raniri.[1]

    Sastra Melayu Lama................................................

    Karya sastra di Indonesia yang dihasilkan antara tahun 1870 - 1942, yang berkembang dilingkungan masyarakat Sumatera seperti "Langkat, Tapanuli, Minangkabau dan daerah Sumatera lainnya", orang Tionghoa dan masyarakat Indo-Eropa. Karya sastra pertama yang terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair, hikayat dan terjemahan novel barat

    Angkatan Balai Pustaka/.....................................

    Angkatan Balai Pusataka merupakan karya sastra di Indonesia yang terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa (roman, novel, cerita pendek dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat dalam khazanah sastra di Indonesia pada masa ini.

    Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam tiga bahasa yaitu bahasa Melayu-Tinggi, bahasa Jawa dan bahasa Sunda; dan dalam jumlah terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak, dan bahasa Madura.

    Nur Sutan Iskandar dapat disebut sebagai "Raja Angkatan Balai Pustaka" oleh sebab banyak karya tulisnya pada masa tersebut. Apabila dilihat daerah asal kelahiran para pengarang, dapatlah dikatakan bahwa novel-novel Indonesia yang terbit pada angkatan ini adalah "novel Sumatera", dengan Minangkabau sebagai titik pusatnya.[2]

    Pujangga Baru...........................................

    Pujangga Baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik dan elitis.

    Pada masa itu, terbit pula majalah Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, beserta Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930 - 1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana dkk. Masa ini ada dua kelompok sastrawan Pujangga baru yaitu :

       1. Kelompok "Seni untuk Seni" yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah

    Angkatan 1945.................................

    Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan '45. Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan Pujangga baru yang romantik-idealistik. Karya-karya sastra pada angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan merebut kemerdekaan seperti halnya puisi-puisi Chairil Anwar. Sastrawan angkatan '45 memiliki konsep seni yang diberi judul "Surat Kepercayaan Gelanggang". Konsep ini menyatakan bahwa para sastrawan angkatan '45 ingin bebas berkarya sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani.
       2. Kelompok "Seni untuk Pembangunan Masyarakat" yang dimotori oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane dan Rustam Effendi.


    Angkatan 1950 - 1960-an..................................

    Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra Kisah asuhan H.B. Jassin. Ciri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita pendek dan kumpulan puisi. Majalah tersebut bertahan sampai tahun 1956 dan diteruskan dengan majalah sastra lainnya, Sastra.

    Pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan sastrawan, yang bergabung dalam Lembaga Kebudajaan Rakjat (Lekra) yang berkonsep sastra realisme-sosialis. Timbullah perpecahan dan polemik
    yang berkepanjangan diantara kalangan sastrawan di Indonesia pada awal tahun 1960; menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karena masuk kedalam politik praktis dan berakhir pada tahun 1965 dengan pecahnya G30S di Indonesia.

    Angkatan 1966 - 1970-an..........................

    Angkatan ini ditandai dengan terbitnya Horison (majalah sastra) pimpinan Mochtar Lubis.[3] Semangat avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra dengan munculnya karya sastra beraliran surealistik, arus kesadaran, arketip, dan absurd. Penerbit Pustaka Jaya sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya-karya sastra pada masa ini. Sastrawan pada angkatan 1950-an yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah Motinggo Busye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, Bur Rasuanto, Goenawan Mohamad, Sapardi Djoko Damono dan Satyagraha Hoerip Soeprobo dan termasuk paus sastra Indonesia, H.B. Jassin.

    Beberapa satrawan pada angkatan ini antara lain: Umar Kayam, Ikranegara, Leon Agusta, Arifin C. Noer, Darmanto Jatman, Arief Budiman, Goenawan Mohamad, Budi Darma, Hamsad Rangkuti, Putu Wijaya, Wisran Hadi, Wing Kardjo, Taufik Ismail, dan banyak lagi yang lainnya.

    Angkatan 1980 - 1990an....................

    Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah dan penerbitan umum.

    Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an ini antara lain adalah: Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie.

    Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang menonjol pada dekade 1980-an dengan beberapa karyanya antara lain: Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko, La Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri khas yang menonjol pada novel-novel yang ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari budaya barat, di mana tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur.

    Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya, tokoh utama dalam novel mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19 dimana tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya-karya pada era 1980-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya.

    Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman Hariwijaya dengan serial Lupusnya. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih berat.

    Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita Penulis Indonesia yang dikomandani Titie Said, antara lain: La Rose, Lastri Fardhani, Diah Hadaning, Yvonne de Fretes, dan Oka Rusmini.


    Angkatan Reformasi//............

    Seiring terjadinya pergeseran kekuasaan politik dari tangan Soeharto ke BJ Habibie lalu KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Sukarnoputri, muncul wacana tentang "Sastrawan Angkatan Reformasi". Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya seputar reformasi. Di rubrik sastra harian Republika misalnya, selama berbulan-bulan dibuka rubrik sajak-sajak peduli bangsa atau sajak-sajak reformasi. Berbagai pentas pembacaan sajak dan penerbitan buku antologi puisi juga didominasi sajak-sajak bertema sosial-politik.

    Sastrawan Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya Orde Baru. Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatarbelakangi kelahiran karya-karya sastra -- puisi, cerpen, dan novel -- pada saat itu. Bahkan, penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema sosial politik, seperti Sutardji Calzoum Bachri, Ahmadun Yosi Herfanda, Acep Zamzam Noer, dan Hartono Benny Hidayat dengan media online: duniasastra(dot)com -nya, juga ikut meramaikan suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.

    Angkatan 2000-an..............

    Setelah wacana tentang lahirnya sastrawan Angkatan Reformasi muncul, namun tidak berhasil dikukuhkan karena tidak memiliki juru bicara, Korrie Layun Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang lahirnya "Sastrawan Angkatan 2000". Sebuah buku tebal tentang Angkatan 2000 yang disusunnya diterbitkan oleh Gramedia, Jakarta pada tahun 2002. Seratus lebih penyair, cerpenis, novelis, eseis, dan kritikus sastra dimasukkan Korrie ke dalam Angkatan 2000, termasuk mereka yang sudah mulai menulis sejak 1980-an, seperti Afrizal Malna, Ahmadun Yosi Herfanda dan Seno Gumira Ajidarma, serta yang muncul pada akhir 1990-an, seperti Ayu Utami dan Dorothea Rosa Herliany.

    Cybersastra

    Era internet memasuki komunitas sastra di Indonesia. Banyak karya sastra Indonesia yang tidak dipublikasi berupa buku namun termaktub di dunia maya (Internet), baik yang dikelola resmi oleh pemerintah, organisasi non-profit, maupun situs pribadi. Ada beberapa situs Sastra Indonesia di dunia maya semisal : duniasatra(dot)com
    '''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''Sulalatul Salatin (secara harafiah berarti "Istana Para Raja") atau Sejarah Melayu merupakan suatu sejarah mengenai kebangkitan, kegemilangan dan kejatuhan zaman pemerintahan Melayu yang ditulis oleh beberapa orang pengarang Melayu. Ketika Peringgi Portugis menaklukkan Melaka, salinan Sejarah Melayu telah dibawa ke Goa/Gowa.[1]

    Terdapat sekurang-kurangnya 29 versi tetapi versi yang paling masyhur adalah versi Shellabear. Menurut naskah Shellabear, Yang Dipertuan Raja di Hilir Sultan Abdullah Mu'ayat Syah ibni'l Sultan Abdul Jalil Syah telah mengutus Seri Nara Wangsa Tun Bambang untuk memerintahkan Bendahara Paduka Raja Tun Muhammad Mahmud (Tun Seri Lanang) pada hari Kamis, 12 Rabiul Awal 1021 bersamaan 13 Mei 1612 agar menyunting salinan Sejarah Melayu yang dibawa oleh Orang Kaya Sogoh dari Goa/Gowa.

    Ketika itu Sultan Johor Lama, Sultan Alauddin Riayat Syah ibni Sultan Abdul Jalil Syah telah ditahan di Istana Raja Aceh, Sultan Iskandar Muda.

    Sejarah Melayu (Sulalatul Salatin) bergaya penulisan seperti babad, di sana-sini terdapat penggambaran hiperbolik untuk membesarkan raja dan keluarganya. Namun demikian, naskah ini dianggap penting karena ia menggambarkan adat-istiadat kerajaan, silsilah raja dan sejarah kerajaan Melayu dan boleh dikatakan menyerupai konsep Sejarah Sahih (Veritable History) Cina, yang mencatat sejarah Dinasti sebelumnya dan disimpan di arsip negara tersebut.
    [sunting] Catatan

       1. ^ Terdapat pendapat menyatakan Goa di sini adalah di India, atau di Sulawesi. Pendukung tempat kedua berargumen, sekiranya Portugis mengambil salinan Sejarah Melayu ke Goa, India, pastinya Sejarah Melayu akan dibawa terus ke Eropa sebagai harta rampasan.

    Sabtu, 26 Juni 2010

    Seorang Penasehat Tidak Berarti Ma'shum

    Al-Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata:

    “Wahai manusia, sesungguhnya aku tengah menasihati kalian, dan bukan berarti aku orang terbaik di antara kalian, bukan pula orang yang paling shalih di antara kalian. Sungguh, akupun telah banyak melampaui batas terhadap diriku.

    Aku tidak sanggup mengekangnya dengan sempurna, tidak pula membawanya sesuai dengan kewajiban dalam menaati Rabb-nya. Andaikata seorang muslim tidak memberi nasehat kepada saudaranya kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna, niscaya tidak akan ada para pemberi nasehat.

    Akan menjadi sedikit jumlah orang yang mau memberi peringatan dan tidak akan ada orang-orang yang berdakwah di jalan Allah ‘Azza wa Jalla, tidak ada yang mengajak untuk taat kepada-Nya, tidak pula melarang dari memaksiati-Nya.

    Namun dengan berkumpulnya ulama dan kaum mukminin, sebagian memperingatkan kepada sebagian yang lain, niscaya hati orang-orang yang bertakwa akan hidup dan mendapat peringatan dari kelalaian serta aman dari lupa dan kekhilafan.

    Maka terus-meneruslah berada pada majelis-majelis dzikir (majelis ilmu), semoga Allah ‘Azza wa Jalla mengampuni kalian. Bisa jadi (ada) satu kata yang terdengar (di sana) dan kata itu merendahkan (diri kita) namun sangat bermanfaat (bagi kita). Bertakwalah kalian semua kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan muslim.”

    Pada suatu hari beliau rahimahullah pergi menemui murid-murid beliau dan mereka tengah berkumpul, maka beliau rahimahullâh berkata:

    “Demi Allah ‘Azza wa Jalla, sungguh! Andai saja salah seorang dari kalian mendapati salah seorang dari generasi pertama (umat ini) sebagaimana yang telah aku dapati, serta melihat salah seorang dari Salafus Shalih sebagaimana yang telah aku lihat, niscaya di pagi hari dia dalam keadaan bersedih hati dan pada sore harinya dalam keadaan berduka.

    Dia pasti mengetahui bahwa orang yang bersungguh-sungguh dari kalangan kalian (hanya) seperti orang yang bermain-main. Dan seorang yang rajin dari kalangan kalian (hanya) serupa dengan orang yang suka meninggalkan.

    Seandainya aku ridha terhadap diriku sendiri pastilah aku akan memperingatkan kalian (dengannya), akan tetapi Allah ‘Azza wa Jalla Maha Tahu bahwa aku tidak senang terhadapnya, oleh karena itu aku membencinya.”

    (Mawai’zh lil Imam Al-Hasan Al-Bashri, hal. 185-187)

    (Sumber: Majalah Asy Syariah, Vol. II/No. 19/1426H/2005, judul: Seorang Penasehat tidak Berarti Ma’shum, kategori: Permata Salaf, hal. 1. Dinukil untuk http://almuslimah.wordpress.com/)


    http://almuslimah.wordpress.com/2008/05/02/seorang-penasehat-tidak-berarti-mashum/

    Kedahsyatan Efek Senyum

    Rasulullah SAW bersabda bahwa anak keturunan Adam memiliki kewajiban untuk bersedekah setiap harinya sejak matahari mulai terbit. Seorang sahabat yang tidak memiliki apa pun untuk disedekahkan bertanya, "Jika kami ingin bersedekah, namun kami tidak memiliki apa pun, lantas apa yang bisa kami sedekahkan dan bagaimana kami menyedekahkannya?"

    Rasulullah SAW bersabda, "Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah." (HR Tirmizi dan Abu Dzar).

    Dalam hadis lain disebutkan bahwa senyum itu ibadah, "Tersenyum ketika bertemu saudaramu adalah ibadah." (HR Trimidzi, Ibnu Hibban, dan Baihaqi). Salah seorang sahabat, Abdullah bin Harits, pernah menuturkan tentang Rasulullah SAW, "Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah SAW." (HR Tirmidzi).

    Meskipun ringan, senyum merupakan amal kebaikan yang tidak boleh diremehkan. Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apa pun, sekalipun itu hanya bermuka manis saat berjumpa saudaramu." (HR Muslim).

    Mungkin kita sering berpikir bahwa sedekah itu berkaitan erat dengan harta benda seperti pemberian uang, pakaian, atau apa pun yang bisa langsung dinikmati penerima dalam bentuk materi. Hal itu juga mungkin yang ada dalam pikiran para sahabat Rasulullah SAW, sehingga mereka sangat gelisah kemudian mempertanyakannya.

    Karena itu, tidak semestinya seorang Muslim membiarkan satu hari pun berlalu tanpa dirinya terlibat dalam kegiatan bersedekah. Jika kita punya wawasan sempit mengenai pengertian bersedekah, tentulah hal itu menjadi mustahil.

    Di antara keistimewaan sedekah adalah menolak bala (musibah). Dari Sayyid Ali Ar-Ridha, dari Sayyid Ja'far Ash-Shadiq, dari Sayyid Ali Zainal Abidin, dari Ali bin Abi Thalib Radiyallahu Anhum, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sedekah itu dapat menghindarkan diri dari kematian yang tidak baik, menjaga diri dari tujuh puluh macam bencana."

    Imam Ibnul Qoyyim RA dalam bukunya al-Wabil ash-Shayyib berkata, "Sesungguhnya sedekah bisa memberikan pengaruh yang menakjubkan untuk menolak berbagai bencana, walaupun pelakunya orang yang Fajir (pendosa), zalim, atau bahkan orang kafir."

    Sumber : Republika.Co.Id

    Bahaya Bergaul Dengan Teman Yang Buruk

    Dengarkanlah berita dari Al-Qur`an yang mulia tentang penyesalan orang zalim pada hari kiamat nanti karena dulunya ketika di dunia berteman dengan orang yang sesat dan menyimpang, hingga ia terpengaruh ikut sesat dan menyimpang. “Dan ingatlah hari ketika itu orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata, ‘Aduhai kiranya dulu aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, andai kiranya dulu aku tidak menjadikan si Fulan itu teman akrabku. Sungguh ia telah menyesatkan aku dari Al-Qur`an ketika Al-Qur`an itu telah datang kepadaku.’ Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.” (Al-Furqan: 27-29)

    Dalam sebuah hadits yang shahih disebutkan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalaam bersabda : “Permisalan teman duduk yang baik dan teman duduk yang jelek seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. (Duduk dengan) penjual minyak wangi bisa jadi ia akan memberimu minyak wanginya, bisa jadi engkau membeli darinya dan bisa jadi engkau akan dapati darinya aroma yang wangi. Sementara (duduk dengan) pandai besi, bisa jadi ia akan membakar pakaianmu dan bisa jadi engkau dapati darinya bau yang tak sedap.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

    Dampak Teman yang Buruk

    Ingatlah, berteman dengan orang yang tidak baik agamanya, akhlak, sifat, dan perilakunya akan memberikan banyak dampak yang jelek. Di antara yang dapat kita sebutkan di sini:

    1. Memberikan keraguan pada keyakinan kita yang sudah benar, bahkan dapat memalingkan kita dari kebenaran.

    Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
    “Lalu sebagian mereka (penghuni surga) menghadap sebagian yang lain sambil bercakap-cakap. Berkatalah salah seorang di antara mereka, “Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) memiliki seorang teman. Temanku itu pernah berkata, ‘Apakah kamu sungguh-sungguh termasuk orang yang membenarkan hari berbangkit? Apakah bila kita telah meninggal dan kita telah menjadi tanah dan tulang belulang, kita benar-benar akan dibangkitkan untuk diberi pembalasan.” Berkata pulalah ia, “Maukah kalian meninjau temanku itu?” Maka ia meninjaunya, ternyata ia melihat temannya itu di tengah-tengah neraka yang menyala-nyala. Ia pun berucap, “Demi Allah! Sungguh kamu benar-benar hampir mencelakakanku. Jikalau tidak karena nikmat Rabbku pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret ke neraka.” (Ash-Shaffat: 50-57)

    Dengarkanlah kisah wafatnya Abu Thalib di atas kekafiran karena pengaruh teman yang buruk. Tersebut dalam hadits Al-Musayyab bin Hazn, ia berkata, “Tatkala Abu Thalib menjelang wafatnya, datanglah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau dapati di sisi pamannya ada Abu Jahl bin Hisyam dan Abdullah bin Abi Umayyah ibnil Mughirah. Berkatalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Wahai pamanku, ucapkanlah Laa ilaaha illallah, kalimat yang dengannya aku akan membelamu di sisi Allah.’ Namun kata dua teman Abu Thalib kepadanya, ‘Apakah engkau benci dengan agama Abdul Muththalib?’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terus menerus meminta pamannya mengucapkan kalimat tauhid. Namun dua teman Abu Thalib terus pula mengulangi ucapan mereka, hingga pada akhirnya Abu Thalib tetap memilih agama nenek moyangnya dan enggan mengucapkan Laa ilaaha illallah. (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Karena itu hendaknya jauhkan diri kita dari teman yang buruk, apalagi saat-saat di akhir hayat kita seperti kisah dalam hadits tersebut diatas.

    2. Teman yang jelek akan mengajak orang yang berteman dengannya agar mau melakukan perbuatan yang haram dan mungkar seperti dirinya.

    Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang munafikin:
    “Mereka menginginkan andai kalian kafir sebagaimana mereka kafir hingga kalian menjadi sama.” (An-Nisa`: 89)

    3. Tabiat manusia, ia akan terpengaruh dengan kebiasaan, akhlak, dan perilaku teman dekatnya.

    Karenanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
    “Seseorang itu menurut agama teman dekat/sahabatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat dengan siapa ia bersahabat1.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 927)

    4. Melihat teman yang buruk akan mengingatkan kepada maksiat sehingga terlintas maksiat dalam benak seseorang. Padahal sebelumnya ia tidak terpikir tentang maksiat tersebut.

    5. Teman yang buruk akan menghubungkanmu dengan orang-orang yang jelek lainnya, yang akan memudaratkanmu.

    Seorang teman yang buruk memiliki banyak teman buruk lainnya, dimana ia akan memperkenalkan dan menggabungkan dirimu dalam kelompok pergaulan mereka. Komunitas teman-teman buruk yang banyak ini akan selalu saling terhubung dan membentuk cara-cara dan standard pergaulan buruk namun baik menurut pandangan mereka.

    6. Teman yang buruk akan menggampangkan maksiat (perbuatan buruk) yang engkau lakukan sehingga maksiat itu menjadi remeh/ringan dalam hatimu dan engkau akan menganggap tidak apa-apa mengurangi-ngurangi dalam ketaatan.

    7. Karena berteman dengan orang yang jelek, engkau akan terhalang untuk berteman dengan orang-orang yang baik/shalih sehingga terluputkan kebaikan darimu sesuai dengan jauhnya engkau dari mereka.

    8. Duduk bersama teman yang jelek tidaklah lepas dari perbuatan haram dan maksiat seperti ghibah, namimah, dusta, melaknat, dan semisalnya.
    Bagaimana tidak, sementara majelis orang-orang yang jelek umumnya jauh dari dzikrullah, yang mana hal ini akan menjadi penyesalan dan kerugian bagi pelakunya pada hari kiamat nanti.

    Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
    “Tidak ada satu kaum pun yang bangkit dari sebuah majelis yang mereka tidak berzikir kepada Allah ta’ala dalam majelis tersebut melainkan mereka bangkit dari semisal bangkai keledai2 dan majelis tersebut akan menjadi penyesalan bagi mereka.” (HR. Abu Dawud. Dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 77)

    Demikian… Semoga ini menjadi peringatan!

    Dibalik ketegasan Seorang Abah... ADa Cinta yg Luarbiasa...

    Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.....

    Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.

    Lalu bagaimana dengan Papa?

    Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,

    tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

    Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,

    tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

    Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil......

    apa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.

    Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu...

    Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya" ,

    Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....

    Tapi sadarkah kamu?

    Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

    Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.

    Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"

    Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?



    Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata :

    "Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".

    Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.

    Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

    Ketika kamu sudah beranjak remaja....

    Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".

    Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?

    Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..

    Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...

    Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama....

    Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,

    Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

    Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia.... :�)

    Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..

    Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

    Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.

    Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...

    Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut...

    Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan mengeras dan Papa memarahimu.. .

    Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang?

    "Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa"

    Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.

    Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...

    Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa

    Ketika kamu menjadi gadis dewasa....

    Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...

    Papa harus melepasmu di bandara.

    Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?

    Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .

    Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.

    Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".

    Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

    Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.

    Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

    Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...

    Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"

    Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu".

    Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

    Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.

    Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.

    Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"

    Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.

    Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..

    Karena Papa tahu.....

    Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

    Dan akhirnya....

    Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia....

    Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?

    Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa....

    Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: "Ya Allah tugasku telah selesai dengan baik....

    Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik....

    Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."

    Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...

    Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....

    Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....

    Papa telah menyelesaikan tugasnya....

    Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...

    Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...

    Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...

    Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .

    Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..

    Kamis, 27 Mei 2010

    Pesan untuk Ikhwan yang Hendak Bertaaruf dengan Seorang Akhwa

    ahwat
    Bismillah...
    Izinkan aku bicara dari hati seorang wanita, yang mungkin bisa mewakili suara saudara-saudaraku, para akhwat pada umumnya.
    Proses ’ta’aruf’ merupakan suatu proses awal menuju proses selanjutnya, yaitu khitbah dan akhirnya sebuah pernikahan. Memang tidak semua sukses sampe tahap itu. Sang Sutradaralah yang mengatur. Semua adalah skenario dan rekayasaNya. Manusia hanya berencana dan ikhtiar, keputusan tetap dalam genggamanNya. Tapi kita manusia juga diberi pilihan. Hidup adalah pilihan. Mau baik ato buruk, mau syurga or neraka, mau sukses ato gagal, semua adalah pilihan. Namun tetap Allah Yang Maha Menentukan.

    Aku ingin titip pesan pada para ikhwan yang sdh memutuskan hendak melontarkan perkataan ’ta’aruf’ pada seorang akhwat;
    Bagi para ikhwan, pikirkanlah baik-baik, matang-matang, dan masak-masak sebelum menawarkan sebuah jalinan bernama ta’aruf. Jangan mudah melontarkannya jika tak ada komitmen dan kesungguhan untuk meneruskannya. Mengertilah keadaan akhwat. Antum tahu, bahwa sifat kaum hawa itu lebih sensitif. Akhwat mudah sekali terbawa perasaan. Disadari atau tidak, diakui atau tidak, akhwat adalah makhluk yang kadang mudah sekali GeEr, suka disanjung, suka diberi pujian apalagi diberi perhatian lebih.

    Jadi saat kata ta’aruf atau mungkin khitbah itu keluar dari lisan seorang lelaki baik dan sholih seperti antum, tak ada alasan bagi akhwat untuk menolak. Karena jika akhwat menolak tanpa alasan yang jelas, maka hanya fitnah yang ada. Jadi, tolong tanyakan lagi pada diri antum, apakah kata-kata itu memang keluar dari lubuk hati antum yang terdalam? Apakah antum sudah memohon petunjuk kepada yang Maha Menguasai Hati? Apa antum benar-benar siap (ilmu, iman, mental, fisik, materi, dll) untuk menjalin ikatan suci bernama pernikahan? Sekali lagi, berhati-hatilah dengan kata ta’aruf. Karena ta’aruf adalah gerbang menuju pernikahan.

    Proses ’ta’aruf’ menuju pernikahan memerlukan sebuah rentang waktu tertentu. Bila diibaratkan ta’aruf adalah pintu halaman ruman antum dan pernikahan adalah pintu rumah antum, kemudian timbul pertanyaan, berapa jauhkah jarak pintu gerbang menuju pintu rumah antum? padahal selama perjalanan akan banyak cobaan menghadang. Bunga-bunga indah di halaman rumah antum bisa membuat akhwat terpesona. Kolam ikan yang indah juga membuat akhwat terlena. Ingin sekali akhwat memetiknya, ingin sekali akhwat berlama-lama di sana menikmati keindahan dan kenikmatan yang antum sajikan. Tapi tdk berhak, karena belum mendapat izin dari si empunya rumah.

    Akhwat ingin segera mencapai sebuah keberkahan, tapi di tengah jalan antum menyuguhkan keindahan-keindahan yang membuat akhwat lupa akan tujuan semula. Lebih menyakitkan lagi jika antum membuka gerbang itu lebar-lebar dan akhwatpun menyambut panggilan antum dengan hati berbunga-bunga. Tapi setelah akhwat mendekat dan sampai di depan pintu rumah antum, ternyata pintu rumah antum masih tertutup. Bahkan antum tak berniat membukakannya. Saat itulah hati akhwat hancur berkeping-keping. Setelah semua harapan terangkai, tapi kini semua runtuh tanpa sebuah kepastian. Atau mungkin antum akan membukakannya, tapi kapan? Antum bilang jika saatnya tepat. Lalu antum membiarkan akhwat menunggu di teras rumah antum dengan suguhan yang membuat akhwat kembali terbuai, tanpa ada sebuah kejelasan. Jangan biarkan akhwat berlama-lama di halaman rumah antum jika memang antum tak ingin atau belum siap membukakan pintu untuknya. Akhwat akan segera pulang karena mungkin saja salah alamat. Siapa tahu rumah antum memang bukan tempat berlabuhnya hati mereka. Ada rumah lain yang siap menjadi tempat bernaung mereka dari teriknya matahari dan derasnya hujan di luar sana. Mereka tak ingin mengkhianati calon suami mereka yang sebenarnya. Di istananya ia menunggu calon bidadarinya. Menata istananya agar tampak indah. Sementara mereka berkunjung dan berlama-lama di istana orang lain.

    Akhi, sebelum ijab qobul itu keluar dari lisan antum, cinta adalah cobaan. Cinta itu akan cenderung pada nafsu. Cinta itu akan cenderung untuk mengajak berbuat maksiat . Itu pasti! Langkah-langkah syetan yang akan menuntunnya. Kita tentunya tdk mau memakai label ‘ta’aruf untuk membungkus suatu kemaksiatan bukan? Hati-hatilah dengan hubungan ta’aruf yang menjelma menjadi TTM (Ta’aruf Tapi Mesra). Tolong hargai akhwat sebagai saudara antum. Akhwat bukan kelinci percobaan. Akhwat punya perasaan yang tidak berhak antum buat ’coba-coba’. Pikirkanlah kembali. Mintalah petunjukNya. Jika antum memang sudah siap dan merasa mantap, segera jemput mereka.

    Dan satu lagi yang perlu antum perhatikan adalah bagaimana cara antum menjemput. Tentunya kita menginginkan kata ’berkah’ di awal, di tengah, sampai di ujung pernikahan kan? Hanya ridho dan keberkahanNya lah yang menjadi tujuan. Pilihlah cara yang tepat dan berkah. Antum sudah merasa mantap pada akhwat itu. Antum yakin seyakin-yakinnya bahwa dialah bidadari yang akan menghias istana antum. Tapi antum tidak menggunakan cara yang tepat untuk menjemputnya. Sama halnya jika antum yakin dan mantap untuk menuju Surabaya. Tapi dari Jakarta antum salah memilih kendaraan, akibatnya antum gak akan pernah sampai ke Surabaya, malah nyasar. Ato kendaraannya sudah bener tapi nggak efektif. Terlalu lama di perjalanan. Masih keliling-keliling dulu. Akhirnya banyak waktu terbuang percuma selama perjalanan. Jadi, antum juga harus memikirkan cara yang baik/ahsan, tepat dan berkah agar bahtera rumah tangga antum berjalan di atas ridho dan keberkahanNya.

    Semoga pesan ini bisa menjadi bahan renungan antum, para ikhwan, calon qowwam kami (para akhwat) dalam mengarungi bahtera rumah tangga Islami yang akan melahirkan generasi penyeru dan pembela agama ALLAH. Akhirnya aku minta maaf, afwan jiddan bila dalam pesan ini ada hal-hal yg kurang akhsan..

    Jumat, 14 Mei 2010

    langkah menujuMU...

    Seorang ahli ibadah bernama Isam Bin Yusuf, sangat warak dan khusyuk solatnya. Namun, dia selalu kuatir kalau-kalau ibadahnya kurang khusyuk dan selalu bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih ibadahnya, demi untuk memperbaiki dirinya yang selalu dirasainya kurang khusyuk. Pada suatu hari, Isam menghadiri majlis seorang abid bernama Hatim Al-Assam dan bertanya, "Wahai Aba Abdurrahman, bagaimanakah caranya tuan solat?".

    Hatim berkata, "Apabila masuk waktu solat, aku berwudlu zahir dan batin."

    Isam bertanya, "Bagaimana wudlu zahir dan batin itu?"

    Hatim berkata, " wudlu zahir sebagaimana biasa yaitu membasuh semua anggota wudlu dengan air". Sementara wudlu batin ialah membasuh anggota dengan tujuh perkara :

    1. Bertaubat
    2. Menyesali dosa yang telah dilakukan
    3. Tidak tergila-gilakan dunia
    4. Tidak mencari/mengharap pujian orang (riya')
    5. Tinggalkan sifat berbangga
    6. Tinggalkan sifat khianat dan menipu
    7. Meninggalkan sifat dengki."

    Seterusnya Hatim berkata, "Kemudian aku pergi ke masjid, aku kemaskan semua anggotaku dan menghadap kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku rasakan aku sedang berhadapan dengan Allah, Syurga di sebelah kananku, Neraka di sebelah kiriku, Malaikat Maut berada di belakangku, dan aku bayangkan pula aku seolah-olah berdiri di atas titian 'Siratal mustaqim' dan menganggap bahawa solatku kali Ini adalah solat terakhir bagiku, kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik."

    "Setiap bacaan dan doa dalam solat, ku faham maknanya, kemudian aku rukuk dan sujud dengan tawadhuk, aku bertasyahud dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas. Beginilah aku bersolat selama 30 tahun". Apabila Isam mendengar, menangislah dia kerana membayangkan ibadahnya yang kurang baik bila dibanding-kan dengan Hatim.

    Bagaimana dengan sholat kita ? apakah sudah khusyuk ?

    Untuk manfaat kita bersama, silahkan sebarkan artikel ini ke sahabat-sahabat anda !

    99 langkah menuju kesempurnaan iman
    =================================
    01. Bersyukur apabila mendapat nikmat;

    02. Sabar apabila mendapat kesulitan;

    03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program;

    04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;

    05. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;

    06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;

    07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;

    08. Jangan usil dengan kekayaan orang;

    09. Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang;

    10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan;

    11. Jangan tamak kepada harta;

    12. Jangan terlalu ambitious akan sesuatu kedudukan;

    13. Jangan hancur karena kezaliman;

    14. Jangan goyah karena fitnah;

    15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.

    16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram;

    17. Jangan sakiti ayah dan ibu;

    18. Jangan usir orang yang meminta-minta;

    19. Jangan sakiti anak yatim;

    20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;

    21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;

    22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);

    23. Lakukan shalat dengan ikhlas dan khusyu;

    24. Lakukan shalat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid;

    25. Biasakan shalat malam;

    26. Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah;

    27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;

    28. Sayangi dan santuni fakir miskin;

    29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;

    30. Jangan marah berlebih-lebihan;

    31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;

    32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah;

    33. Berlatihlah konsentrasi pikiran;

    34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;

    35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;

    36. Jangan percaya ramalan manusia;

    37. Jangan terlampau takut miskin;

    38. Hormatilah setiap orang;

    39. Jangan terlampau takut kepada manusia;

    40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;

    41. Berlakulah adil dalam segala urusan;

    42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;

    44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;

    45. Perbanyak silaturrahim;

    46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;

    47. Bicaralah secukupnya;

    48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya;

    49. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;

    50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;

    51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin;

    52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;

    53. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;

    54. Hormatilah kepada guru dan ulama;

    55. Sering-sering bershalawat kepada nabi;

    56. Cintai keluarga Nabi saw;

    57. Jangan terlalu banyak hutang;

    58. Jangan terlampau mudah berjanji;

    59. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia
    adalah kehidupan sementara;

    60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti
    mengobrol yang tidak berguna;

    61. Bergaul lah dengan orang-orang soleh;

    62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;

    63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;

    64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;

    65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan
    dengan kejahatan lagi;

    66. Jangan membenci seseorang karena pahaman dan pendiriannya;

    67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;

    68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan

    69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang
    mendapatkan kesulitan.

    70. Jangan melukai hati orang lain;

    71. Jangan membiasakan berkata dusta;

    72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;

    73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;

    74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan;


    75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita

    76. Jangan membuka aib orang lain;

    77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang
    lebih berprestasi dari kita;

    78. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;

    79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;

    80. Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya;

    81. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama,bangsa dan negara;

    82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;

    83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;

    84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;

    85. Hargai prestasi dan pemberian orang;

    86. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan;

    87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak
    menyenangkan.

    88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma
    agama dan kondisi diri kita;

    89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisikal atau mental kita
    menjadi terganggu;

    90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;

    91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-
    pandailah untuk melupakan jasa kita;

    92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu
    dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;

    93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman
    kita sebelum dipastikan kebenarannya;

    94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;

    95. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban
    dan keramahan dan tidak berlebihan;

    96. Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri;

    97. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan;

    98. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan merusakan;

    99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang


    "Sebarkanlah walau satu ayat pun" (Sabda Rasulullah SAW) "Nescaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar." (Surah Al-Ahzab:71)

    Kamis, 31 Desember 2009

    REMAJA MUSLIM

    "Tidakkah antum perhatikan disekeliling antum, bahwa dunia menjadi terbolak-balik, tuntunan jadi tontonan, tontonan jadi tuntunan, sesuatu yang wajar dan seharusnya dipergunjingkan, sementara perilaku menyimpang dan kurang ajar malah menjadi pemandangan biasa"

    "Coba antum rasakan sendiri, nanti Maghrib, antum kemasjid, kenakan pakaian yang paling bagus yang antum miliki, pakai minyak wangi, pakai sorban, lalu antum berjalan kemari, nanti antum ceritakan apa yang antum alami" Kata Pak Ustadz.

    Tanpa banyak tanya, penulis melakukan apa yang diperintahkan Pak Ustadz,
    menjelang maghrib, penulis bersiap dengan mengenakan pakaian dan wewangian dan berjalan menuju masjid yang berjarak sekitar 800m dari rumah.

    Belum setengah perjalanan, penulis berpapasan dengan seorang ibu muda yang sedang jalan-jalan sore sambil menyuapi anaknya"

    "Aduh, tumben nih rapih banget, kayak pak ustadz, mau kemana sih ? tanya ibu muda itu.

    Sekilas pertanyaan tadi biasa saja, karena memang kami saling kenal, tapi ketika dikaitkan dengan ucapan Pak Ustadz diatas, menjadi sesuatu yang lain rasanya;

    "Kenapa orang yang hendak pergi kemasjid dengan pakaian rapih dan memang semestinya seperti itu ditumbenin ?

    Kenapa justru orang yang jalan-jalan dan ngasih makan anaknya ditengah jalan, ditengah kumandang adzan maghrib menjadi biasa-biasa saja ?

    Kenapa orang ke mesjid dianggap aneh?

    Orang yang pergi ke mesjid akan terasa "aneh" ketika orang-orang lain justru tengah asik nonton sinetron "intan".

    Orang ke mesjid akan terasa "aneh" ketika melalui kerumunan orang-orang yang sedang ngobrol dipinggir jalan dengan suara lantang seolah meningkahi suara panggilan adzan.

    Orang kemasjid terasa "aneh" ketika orang lebih sibuk mencuci motor dan mobilnya yang kotor kehujanan.

    Ketika hal itu penulis ceritakan ke Pak Ustadz, beliau hanya tersenyum, "Kamu akan banyak menjumpai "keanehan-keanehan" lain disekitarmu" , kata Pak Ustadz.

    "Keanehan-keanehan" disekitar kita ?

    Cobalah ketika kita datang kekantor, kita lakukan shalat sunah dhuha, pasti akan nampak "aneh" ditengah orang-orang yang sibuk sarapan, baca koran dan ngobrol.

    Cobalah kita shalat dhuhur atau Ashar tepat waktu, akan terasa "aneh", karena masjid masih kosong melompong, akan terasa aneh ditengah-tengah sebuah lingkungan dan teman yang biasa shalat diakhir waktu.

    Cobalah berdzikir atau tadabur al qur'an ba'da shalat, akan terasa aneh ditengah-tengah orang yang tidur mendengkur setelah atau sebelum shalat. Dan makin terasa aneh ketika lampu mushola/masjid harus dimatikan agar tidurnya tidak silau dan nyaman.



    Orang yang mau shalat malah serasa menumpang ditempat orang tidur, bukan malah sebaliknya, yang tidur itu justru menumpang ditempat shalat.



    Aneh bukan ?

    Cobalah hari ini shalat jum'at lebih awal, akan terasa aneh, karena mesjid masih kosong, dan baru akan terisi penuh manakala khutbah kedua menjelang selesai.

    Cobalah anda kirim artikel atau tulisan yang berisi nasehat, akan terasa aneh ditengah-tengah kiriman e-mail yang berisi humor, plesetan, asal nimbrung, atau sekedar gue, elu, gue, elu dan test..test, test saja.

    Cobalah baca artikel atau tulisan yang berisi nasehat atau hadits, atau ayat al qur'an, pasti akan terasa aneh ditengah orang-orang yang membaca artikel-artikel lelucon, lawakan yang tak lucu, berita hot atau lainnya.

    Dan masih banyak keanehan-keanehan lainnya, tapi sekali lagi jangan takut menjadi orang "aneh" selama keanehan kita sesuai dengan tuntunan syari'at dan tata nilai serta norma yang benar.

    Jangan takut "ditumbenin" ketika kita pergi kemasjid, dengan pakaian rapih, karena itulah yang benar yang sesuai dengan al qur'an (Al A'raf:31)

    Jangan takut dikatakan "sok alim" ketika kita lakukan shalat dhuha dikantor,
    wong itu yang lebih baik kok, dari sekedar ngobrol ngalor-ngidul gak karuan.

    Jangan takut dikatakan "Sok Rajin" ketika kita shalat tepat pada waktunya, karena memang shalat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya terhadap orang-orang beriman.

    Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa*). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (Annisaa:103) *

    Jangan takut untuk shalat jum'at dishaf terdepan, karena perintahnya pun bersegeralah. ....

    Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli (1475), yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui. (Al Jumu'ah:9)

    [1475] Maksudnya: apabila imam Telah naik mimbar dan muazzin Telah azan di hari Jum'at, Maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan meninggalakan semua pekerjaannya.

    Jangan takut kirim artikel berupa nasehat, hadits atau ayat-ayat al qur'an, karena itu adalah sebagian dari tanggung jawab kita untuk saling menasehati, saling menyeru dalam kebenaran, dan seruan kepada kebenaran adalah sebaik-baik perkataan;

    *Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah*, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:

    " Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri ?" (Fusshilat:33)

    Jangan takut artikel kita tidak dibaca, karena memang demikianlah Allah menciptakan ladang amal bagi kita. Kalau sekali seru, sekali kirim artikel lantas semua orang mengikuti apa yang kita serukan, habis donk ladang amal kita....

    Kalau yang kirim e-mail humor saja, gue/elu saja, test-test saja bisa kirim e-mail setiap hari, kenapa kita mesti risih dan harus berpikir ratusan atau bahkan ribuan kali untuk saling memberi nasehat, aneh nggak sih ?

    Jangan takut dikatain sok pinter, sok menggurui, sok tahu, lha wong itu yang disuruh kok, "sampaikan dariku walau satu ayat"

    Jangan takut baca e-mail dari siapapun, selama e-mail itu berisi kebenaran dan bertujuan untuk kebaikan. Kita tidak harus baca e-mail dari orang-orang terkenal, e-mail dari manajer atau dari siapapun kalau isinya sekedar dan ala kadarnya saja,

    atau dari e-mail yang isinya asal kirim saja.



    Mutiara akan tetap jadi mutiara terlepas dari siapapun pengirimnya. Pun sampah tidak akan pernah menjadi emas, meskipun berasal dari tempat yang mewah sekalipun.

    Lakukan "keanehan-keanehan" yang dituntun manhaj dan syari'at yang benar.

    Jangan takut mengatakan perkataan yang benar (Al Qur'an & Hadist), meskipun akan terasa aneh ditengah hingar bingarnya bacaan vulgar dan tak bermoral.

    Lagian kenapa kita harus takut disebut "orang aneh" atau "manusia langka" jika memang keanehan-keanehan menurut pandangan mereka justru yang akan menyelematkan kita.

    Selamat jadi orang aneh ....
     

    About

    Site Info

    bola.......

    bola.......
    my grup bola

    asmaraloka Copyright © 2009 Community is Designed by Bie