Kamis, 27 Mei 2010

    Pesan untuk Ikhwan yang Hendak Bertaaruf dengan Seorang Akhwa

    ahwat
    Bismillah...
    Izinkan aku bicara dari hati seorang wanita, yang mungkin bisa mewakili suara saudara-saudaraku, para akhwat pada umumnya.
    Proses ’ta’aruf’ merupakan suatu proses awal menuju proses selanjutnya, yaitu khitbah dan akhirnya sebuah pernikahan. Memang tidak semua sukses sampe tahap itu. Sang Sutradaralah yang mengatur. Semua adalah skenario dan rekayasaNya. Manusia hanya berencana dan ikhtiar, keputusan tetap dalam genggamanNya. Tapi kita manusia juga diberi pilihan. Hidup adalah pilihan. Mau baik ato buruk, mau syurga or neraka, mau sukses ato gagal, semua adalah pilihan. Namun tetap Allah Yang Maha Menentukan.

    Aku ingin titip pesan pada para ikhwan yang sdh memutuskan hendak melontarkan perkataan ’ta’aruf’ pada seorang akhwat;
    Bagi para ikhwan, pikirkanlah baik-baik, matang-matang, dan masak-masak sebelum menawarkan sebuah jalinan bernama ta’aruf. Jangan mudah melontarkannya jika tak ada komitmen dan kesungguhan untuk meneruskannya. Mengertilah keadaan akhwat. Antum tahu, bahwa sifat kaum hawa itu lebih sensitif. Akhwat mudah sekali terbawa perasaan. Disadari atau tidak, diakui atau tidak, akhwat adalah makhluk yang kadang mudah sekali GeEr, suka disanjung, suka diberi pujian apalagi diberi perhatian lebih.

    Jadi saat kata ta’aruf atau mungkin khitbah itu keluar dari lisan seorang lelaki baik dan sholih seperti antum, tak ada alasan bagi akhwat untuk menolak. Karena jika akhwat menolak tanpa alasan yang jelas, maka hanya fitnah yang ada. Jadi, tolong tanyakan lagi pada diri antum, apakah kata-kata itu memang keluar dari lubuk hati antum yang terdalam? Apakah antum sudah memohon petunjuk kepada yang Maha Menguasai Hati? Apa antum benar-benar siap (ilmu, iman, mental, fisik, materi, dll) untuk menjalin ikatan suci bernama pernikahan? Sekali lagi, berhati-hatilah dengan kata ta’aruf. Karena ta’aruf adalah gerbang menuju pernikahan.

    Proses ’ta’aruf’ menuju pernikahan memerlukan sebuah rentang waktu tertentu. Bila diibaratkan ta’aruf adalah pintu halaman ruman antum dan pernikahan adalah pintu rumah antum, kemudian timbul pertanyaan, berapa jauhkah jarak pintu gerbang menuju pintu rumah antum? padahal selama perjalanan akan banyak cobaan menghadang. Bunga-bunga indah di halaman rumah antum bisa membuat akhwat terpesona. Kolam ikan yang indah juga membuat akhwat terlena. Ingin sekali akhwat memetiknya, ingin sekali akhwat berlama-lama di sana menikmati keindahan dan kenikmatan yang antum sajikan. Tapi tdk berhak, karena belum mendapat izin dari si empunya rumah.

    Akhwat ingin segera mencapai sebuah keberkahan, tapi di tengah jalan antum menyuguhkan keindahan-keindahan yang membuat akhwat lupa akan tujuan semula. Lebih menyakitkan lagi jika antum membuka gerbang itu lebar-lebar dan akhwatpun menyambut panggilan antum dengan hati berbunga-bunga. Tapi setelah akhwat mendekat dan sampai di depan pintu rumah antum, ternyata pintu rumah antum masih tertutup. Bahkan antum tak berniat membukakannya. Saat itulah hati akhwat hancur berkeping-keping. Setelah semua harapan terangkai, tapi kini semua runtuh tanpa sebuah kepastian. Atau mungkin antum akan membukakannya, tapi kapan? Antum bilang jika saatnya tepat. Lalu antum membiarkan akhwat menunggu di teras rumah antum dengan suguhan yang membuat akhwat kembali terbuai, tanpa ada sebuah kejelasan. Jangan biarkan akhwat berlama-lama di halaman rumah antum jika memang antum tak ingin atau belum siap membukakan pintu untuknya. Akhwat akan segera pulang karena mungkin saja salah alamat. Siapa tahu rumah antum memang bukan tempat berlabuhnya hati mereka. Ada rumah lain yang siap menjadi tempat bernaung mereka dari teriknya matahari dan derasnya hujan di luar sana. Mereka tak ingin mengkhianati calon suami mereka yang sebenarnya. Di istananya ia menunggu calon bidadarinya. Menata istananya agar tampak indah. Sementara mereka berkunjung dan berlama-lama di istana orang lain.

    Akhi, sebelum ijab qobul itu keluar dari lisan antum, cinta adalah cobaan. Cinta itu akan cenderung pada nafsu. Cinta itu akan cenderung untuk mengajak berbuat maksiat . Itu pasti! Langkah-langkah syetan yang akan menuntunnya. Kita tentunya tdk mau memakai label ‘ta’aruf untuk membungkus suatu kemaksiatan bukan? Hati-hatilah dengan hubungan ta’aruf yang menjelma menjadi TTM (Ta’aruf Tapi Mesra). Tolong hargai akhwat sebagai saudara antum. Akhwat bukan kelinci percobaan. Akhwat punya perasaan yang tidak berhak antum buat ’coba-coba’. Pikirkanlah kembali. Mintalah petunjukNya. Jika antum memang sudah siap dan merasa mantap, segera jemput mereka.

    Dan satu lagi yang perlu antum perhatikan adalah bagaimana cara antum menjemput. Tentunya kita menginginkan kata ’berkah’ di awal, di tengah, sampai di ujung pernikahan kan? Hanya ridho dan keberkahanNya lah yang menjadi tujuan. Pilihlah cara yang tepat dan berkah. Antum sudah merasa mantap pada akhwat itu. Antum yakin seyakin-yakinnya bahwa dialah bidadari yang akan menghias istana antum. Tapi antum tidak menggunakan cara yang tepat untuk menjemputnya. Sama halnya jika antum yakin dan mantap untuk menuju Surabaya. Tapi dari Jakarta antum salah memilih kendaraan, akibatnya antum gak akan pernah sampai ke Surabaya, malah nyasar. Ato kendaraannya sudah bener tapi nggak efektif. Terlalu lama di perjalanan. Masih keliling-keliling dulu. Akhirnya banyak waktu terbuang percuma selama perjalanan. Jadi, antum juga harus memikirkan cara yang baik/ahsan, tepat dan berkah agar bahtera rumah tangga antum berjalan di atas ridho dan keberkahanNya.

    Semoga pesan ini bisa menjadi bahan renungan antum, para ikhwan, calon qowwam kami (para akhwat) dalam mengarungi bahtera rumah tangga Islami yang akan melahirkan generasi penyeru dan pembela agama ALLAH. Akhirnya aku minta maaf, afwan jiddan bila dalam pesan ini ada hal-hal yg kurang akhsan..

    Jumat, 14 Mei 2010

    langkah menujuMU...

    Seorang ahli ibadah bernama Isam Bin Yusuf, sangat warak dan khusyuk solatnya. Namun, dia selalu kuatir kalau-kalau ibadahnya kurang khusyuk dan selalu bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih ibadahnya, demi untuk memperbaiki dirinya yang selalu dirasainya kurang khusyuk. Pada suatu hari, Isam menghadiri majlis seorang abid bernama Hatim Al-Assam dan bertanya, "Wahai Aba Abdurrahman, bagaimanakah caranya tuan solat?".

    Hatim berkata, "Apabila masuk waktu solat, aku berwudlu zahir dan batin."

    Isam bertanya, "Bagaimana wudlu zahir dan batin itu?"

    Hatim berkata, " wudlu zahir sebagaimana biasa yaitu membasuh semua anggota wudlu dengan air". Sementara wudlu batin ialah membasuh anggota dengan tujuh perkara :

    1. Bertaubat
    2. Menyesali dosa yang telah dilakukan
    3. Tidak tergila-gilakan dunia
    4. Tidak mencari/mengharap pujian orang (riya')
    5. Tinggalkan sifat berbangga
    6. Tinggalkan sifat khianat dan menipu
    7. Meninggalkan sifat dengki."

    Seterusnya Hatim berkata, "Kemudian aku pergi ke masjid, aku kemaskan semua anggotaku dan menghadap kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku rasakan aku sedang berhadapan dengan Allah, Syurga di sebelah kananku, Neraka di sebelah kiriku, Malaikat Maut berada di belakangku, dan aku bayangkan pula aku seolah-olah berdiri di atas titian 'Siratal mustaqim' dan menganggap bahawa solatku kali Ini adalah solat terakhir bagiku, kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik."

    "Setiap bacaan dan doa dalam solat, ku faham maknanya, kemudian aku rukuk dan sujud dengan tawadhuk, aku bertasyahud dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas. Beginilah aku bersolat selama 30 tahun". Apabila Isam mendengar, menangislah dia kerana membayangkan ibadahnya yang kurang baik bila dibanding-kan dengan Hatim.

    Bagaimana dengan sholat kita ? apakah sudah khusyuk ?

    Untuk manfaat kita bersama, silahkan sebarkan artikel ini ke sahabat-sahabat anda !

    99 langkah menuju kesempurnaan iman
    =================================
    01. Bersyukur apabila mendapat nikmat;

    02. Sabar apabila mendapat kesulitan;

    03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program;

    04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;

    05. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;

    06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;

    07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;

    08. Jangan usil dengan kekayaan orang;

    09. Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang;

    10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan;

    11. Jangan tamak kepada harta;

    12. Jangan terlalu ambitious akan sesuatu kedudukan;

    13. Jangan hancur karena kezaliman;

    14. Jangan goyah karena fitnah;

    15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.

    16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram;

    17. Jangan sakiti ayah dan ibu;

    18. Jangan usir orang yang meminta-minta;

    19. Jangan sakiti anak yatim;

    20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;

    21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;

    22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);

    23. Lakukan shalat dengan ikhlas dan khusyu;

    24. Lakukan shalat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid;

    25. Biasakan shalat malam;

    26. Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah;

    27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;

    28. Sayangi dan santuni fakir miskin;

    29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;

    30. Jangan marah berlebih-lebihan;

    31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;

    32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah;

    33. Berlatihlah konsentrasi pikiran;

    34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;

    35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;

    36. Jangan percaya ramalan manusia;

    37. Jangan terlampau takut miskin;

    38. Hormatilah setiap orang;

    39. Jangan terlampau takut kepada manusia;

    40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;

    41. Berlakulah adil dalam segala urusan;

    42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;

    44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;

    45. Perbanyak silaturrahim;

    46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;

    47. Bicaralah secukupnya;

    48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya;

    49. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;

    50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;

    51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin;

    52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;

    53. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;

    54. Hormatilah kepada guru dan ulama;

    55. Sering-sering bershalawat kepada nabi;

    56. Cintai keluarga Nabi saw;

    57. Jangan terlalu banyak hutang;

    58. Jangan terlampau mudah berjanji;

    59. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia
    adalah kehidupan sementara;

    60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti
    mengobrol yang tidak berguna;

    61. Bergaul lah dengan orang-orang soleh;

    62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;

    63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;

    64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;

    65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan
    dengan kejahatan lagi;

    66. Jangan membenci seseorang karena pahaman dan pendiriannya;

    67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;

    68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan

    69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang
    mendapatkan kesulitan.

    70. Jangan melukai hati orang lain;

    71. Jangan membiasakan berkata dusta;

    72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;

    73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;

    74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan;


    75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita

    76. Jangan membuka aib orang lain;

    77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang
    lebih berprestasi dari kita;

    78. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;

    79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;

    80. Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya;

    81. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama,bangsa dan negara;

    82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;

    83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;

    84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;

    85. Hargai prestasi dan pemberian orang;

    86. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan;

    87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak
    menyenangkan.

    88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma
    agama dan kondisi diri kita;

    89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisikal atau mental kita
    menjadi terganggu;

    90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;

    91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-
    pandailah untuk melupakan jasa kita;

    92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu
    dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;

    93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman
    kita sebelum dipastikan kebenarannya;

    94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;

    95. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban
    dan keramahan dan tidak berlebihan;

    96. Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri;

    97. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan;

    98. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan merusakan;

    99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang


    "Sebarkanlah walau satu ayat pun" (Sabda Rasulullah SAW) "Nescaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar." (Surah Al-Ahzab:71)
     

    About

    Site Info

    bola.......

    bola.......
    my grup bola

    asmaraloka Copyright © 2009 Community is Designed by Bie